Judul buku: Hello
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Sabakgrip
Jumlah halaman: 320
Genre: Fiksi remaja
Rate pribadi: 5/5🌟
Sinopsis
Hello
Apakah kamu di sana?
Aku tahu kamu di sana.
Aku tahu kamu mendengarkan suaraku.
Hello
Aku tahu kita belum bisa bicara . Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk meneleponmu. Aku hanya hendak bilang, aku tidak akan menyerah.
Aku akan selalu menyayangimu.
Review
Hesty terlahir dari keluarga kelas atas, berbeda dengan Tigor, dia lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Mereka tinggal bersama,bahkan lahir ke dunia pun bareng, yang membedakan hanyalah jenis kelaminnya saja. Masa kecil Hesty dan Tigor dihabiskan penuh dengan tawa, ya memang ada juga sih yang membuat orang-orang di sekitarnya menjerit gara-gara ulah mereka berdua.
Rita dan Laras, kakak dari Hesty, mereka berjuang juga untuk menemukan sesuatu yang mereka cari selama ini-cita-cita. Jangan salah, Hesty dan dua kakaknya ini terus-menerus disetir oleh papanya-Raden Wijaya yang menjabat sebagai Menteri. Mamanya Hesty-penyiar radio terkenal, awal-awal ikut juga dengan keputusan yang diambil oleh suaminya, tapi lambat laun dan seiring berjalannya waktu, mamanya ini bisa menyesuaikan-mendukung anak-anaknya, terutama Hesty yang selama ini kadang sulit untuk diatur.Iya paham, karena kalau hidup kita terus-menerus diatur oleh orang tua dan tidak boleh menentukan pilihannya, itu akan jadi nggak enak.
Kakaknya berhasil masuk kedokteran, Rita dokter bedah, sedangkan Laras dokter gigi. Kalau Hesty, dia meneruskan bisnis papanya dan meneruskan hobi memotretnya yang selama ini dilarang oleh sang papa.
Tigor, laki-laki pekerja keras, cerdas, dia ingin bersekolah saja harus berjuang mati-matian, disebabkan ibu-bapaknya-Mang Deni dan Bi Ida tidak bisa membiayai sekolahnya.
Dan, sampai suatu ketika, mereka sama-sama terjebak dengan "perasaan hati" akan tetapi, mereka nggak mau menyebutnya cinta, atau belum, nggak tahu, hanya mereka yang berhak mengklaim hal itu.
Ana, seorang arsitek,dia menemui Hesty untuk membahas renovasi rumah peninggalan papa-mamanya, terjadilah obrolan yang penuh dengan gelak tawa, serius,dan kalau menurutku sebagai pembaca mereka ini mengejutkan ya, hahahaha.
Apakah hubungan Hesty dan Tigor berjalan lancar hingga ke pelaminan,atau berhenti saja untuk mengikuti syarat yang diberikan oleh pak Raden Wijaya, lalu apakah Hesty mampu untuk meneruskan cita-citanya yang ingin menjadi seorang fotografer yang bisa keliling dunia, terus keadaan Tigor bagaimana, pun dengan dua kakaknya Hesty? Yuk, baca novelnya. Dan tolong jangan yang bajakan ya.
Membahas sebuah perjuangan hidup, keluar dari kungkungan status sosial yang sadis, menyuarakan kebebasan haknya sebagai seorang anak, menemukan arti cinta yang sebenarnya. Ditulis dengan gaya bahasa yang ringan tapi membuat pembacanya enggan untuk cepat-cepat menghabiskan. Cocok dibaca, dan silakan temukan keseruannya serta menghadirkan twist yang menggelegar.
"bukan soal warna ubin, cat, genteng,kusen, melainkan emosi perjalanan spiritual, dan jiwa-jiwa yang terlibat dibangunan itu. Rumah adalah saksi bisu perjalanan manusia. Satu-dua membentuk kisah yang bahagia,satu-dua menyusun cerita yang meny
akitkan serta penuh air mata, dan lebih menarik lagi, satu-dua menjadi kisah yang susah didefinisikan masuk kategori mana." halaman 8

Tidak ada komentar:
Posting Komentar