Tipe orang yang selalu melihat dari salah satu sudut pandang, membuat kesimpulannya ya hanya di titik itu saja. Coba kalau misalkan membaca narasi berbeda, pasti akan mendapatkan sesuatu yang lebih bermakna, ya meskipun tidak semua harus diikuti.
Terdoktrin dengan narasi yang dibuat oleh banyak pihak, mengatas namakan agama, lama-lama memandang sinis terhadap semua orang yang nggak sepemikiran. Sehingga menimbulkan perpecahan. Padahal semua agama mengajarkan kebaikan. Cuma ya itu, kalau hanya ada ego yang menguasai, jadinya tidak bisa terkendali.
Alhamdulillah, pelan-pelan bisa teratasi, dengan cara membaca diksi dari berbagai macam narasi. Ternyata, Tuhan sudah membukakan jalannya, semoga tidak terjadi lagi, dan menjalani suatu kewajiban yang sudah ditulis dari Yang Mahapasti. Aamiin.
Kuncinya hanya satu, iqro! Asli, kalau sudah iqro, insyaallah nggak terdoktrin dengan narasi yang mengarah ke hal-hal yang tidak diinginkan. Eh ingat, iqro pun, bukan hanya sekadar iqro saja, akan tetapi diteliti lebih dalam lagi, sehingga layak untuk dibagi. Bukan berarti yang sudah rajin iqro, menandakan kalau dirinya hebat, nggak. Hanya untuk berjaga-jaga, guna terciptanya sesuatu yang tidak menimbulkan kesalahpahaman.